Sabtu, 23 Mei 2015

MAKALAH LEUKEMIA



A.    Leukemia
1.      Pengertian penyakit leukemia
Penyakit Leukemia merupakan penyakit yang dikenal juga sebagai kanker darah.Penyakit ini ditandai dengan membelahnya sel darah putih yang tidak terkendali.Penyakit kanker bermula di sel, biasanya sel-sel akan tumbuh dan membelah diri untuk membentuk sel-sel baru bila dibutuhkan oleh tubuh atau jika ada tempat bagi sel itu sendiri. Sel-sel tersebut akan diberi signal atau tanda oleh tubuh kapan sel tersebut perlu diproduksi oleh sumsum tulang belakang.kemudian saat sel-sel semakin tua, sel-sel tersebut akan mati dan sel-sel baru akan menggantikannya.Tapi, pada penderita leukemia tidak demikian yang terjadi.Sel-sel baru terus diproduksi walaupun tubuh tidak membutuhkannya, dan sel-sel tidak lagi merespon signal/tanda yang diberikan oleh tubuh, sehingga sel terus diproduksi secara tidak terkontrol.Sedangkan, sel-sel lama tidak mati seperti yang seharusnya. Sel-sel abnormal ini kemudian menggantikan sel yang normal di dalam sumsum tulang belakang, setelah itu sel-sel abnormal ini akan keluar dan ditemukan di darah perifer atau darah dan mendesak sel-sel darah normal. Hal tersebut menyebabkan sel darah normal tidak dapat menjalankan fungsinya.
Kanker darah dikatakan dapat menular oleh beberapa orang, tapi bila dikaji lebih lanjut tidak ada alasan yang dapat menyebabkan kanker ini dapat menular.Jadi, penyakit ini bukanmerupakan penyakit menular.Penyakit ini juga bukan merupakan penyakit keturunan, walaupun mungkin ada kebetulan yang dalam 1 keluarga misalnya anak dengan ibu terkena penyakit ini.Tapi, penyakit ini bukan merupakan penyakit keturunan.

2.      Klasifikasi Leukimia
Leukimia, mula-mula dijelaskan oleh Virchow pada tahun 1847 sebagai “darah putih”, adalah penyakit neoplastic yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel hematopoietik .Klasifikasi akut atau kronik adalah sesuai dengan jenis sel yang terlibat dan kematangan sel tersebut.
Klasifikasi leukemia kronik didasarkan pada ditemukannya sel darah putih matang yang menyolok – granulosit (leukemia granulositik / mielositik) atau limfosit (leukemia limfositik).Terdapat beberapa macam klasifikasi leukemia akut , menurut klasifikasi FAB . Klasifikasi ini merupakan klasifikasi morfologis yang didasarkan pada diferensiasi sel dan pematangan sel-sel leukemia predominan di dalam sumsum tulang, disamping itu didasarkan juga pada penelitian sitokimiawi (Gralnick,1977; Dabich , 1980) . Dimulai sejak laporan awal Gralnick tahun 1977, terdapat beberapa subklasifikasi telah dibuat (Bennet,1985). Klasifikasi in memberikan identifikasi morfologi tentang leukemia akut dengan lebih baik, juga dapat mengidentifikasi beberapa varian dalam manifestasi klinis,prognosis, dan pengobatan.

3.      Insidens
Walaupun menyerang kedua jenis kelamin , tetapi pria terserang sedikit lebih banyak dibanding wanita. Leukimia granulositik atau mielositik ditemukan pada orang dewasa semua umur.Leukimia limfositik akut lebih menyolok pada anak-anak dibawah umur 15 tahun, dengan puncaknya anatara umur 2 dan 4 tahun.Leukimia granulositik kronik paling sering terlihat pada orang berusia pertengahan, tetapi dapat terjadi pada tiap kelompok umur.Leukimia limfositik kronik ditemukan pada individu yang lebih tua.

4.      Etiologi
Walaupun penyebab dasar leukemia tidak diketahui , pengaruh genetik maupun factor-faktor lingkungan kelihatannya memainkan peranan. Jarang ditemukan leukemia familial, tetapi kelihatannya terdapat insidens leukemia lebih tinggi dari anak- anak saudara kandung yang terserang, dengan insidens yang meningkat sampai 20% pada kembar monozigot (identik). Individu dengan kelainan kromosom , seperti sindrom Down, kelihatannnya mempunyai insidens leukemia duapuluh kali lipat.
Faktor – faktor lingkungan berupa kontak dengan radiasi ionisasi disertai manifestasi leukemia yang tibul bertahun-tahun kemudian. Zat-zat kimia (  misalny, benzena, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen antineoplastic) dikaitkan dengan frekuensi yang meningkat, khususnya agen-agen alkil. Kemungkinan leukemia meningkat pada penderita yang diobati baik dengan radiasi maupun kemoterapi.Setiap keadaan sumsum tulang hipopastik kelihatannya merupakan predisposisi terhadap leukemia.Agen-agen virus sudah agak lama diidentifikasikan sebagai penyebab leukemia pada hewan.Pada awal tahun 1980, diisolasi virus HTLV-1 dari leukemia sel T manusia pada limfosit seorang penderita limfomia kulit dan sejak itu diisolasi dari sampel serum penderit leukemia sel T.

5.      Penyebab penyakit Leukemia
Penyebab dari penyakit leukemia belum diketahui secara pasti.Namun ada beberapa factor yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya penyakit leukemia. Factor-faktor tersebut yaitu:
a.       Radiasi, hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus leukemia bahwa para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia, Leukemia ditemukan juga pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
b.      Faktor Leukemogenik
Maksudnya adalah disebabkan karena faktor zat kimia tertentu. Biasanya Racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia industri seperti Insektisida dan obat-obatan terapi kaya kemoterapi juga akan memungkinkan terjadinya Leukemia.
c.       Virus
Penyebab utamanya adalah Virus HTLV. HTLV adalahT-cell Leukemia Viruses yang merupakan penyebab utama dari ketidaknormalan perkembangan sel darah putih. Biasanya oleh virus HTLV I atau II. Virus lainnya antara lain retrovirus atau virus leukemia feline.
d.      Herediter
Herediter disini maksudnya  adalah keturunan. Biasanya orang yang memiliki Sindrom Down lebih rentan terkena Leukemia dibanding yang tidak. Kemungkinan terkenanya sekitar 20 kali lebih rentan dibanding yang normal.

6.      Gejala-gejala penyakit leukemia
Gejala/tanda-tanda yang dapat ditunjukkan ketika terkena penyakit leukemia adalah:
a.       Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh).
b.      Pendarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit).
c.       Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.
d.      Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
e.       Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
f.       Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.
g.      Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.

7.      Jenis-jenis penyakit leukemia
Penyakit leukemia memiliki beberapa jenis.Pembagian tersebut berdasarkan atas asal sel kanker yang muncul dan cepat tidaknya perkembangan yang terjadi.
Berdasarkan cepat tidaknya perkembangan sel kanker, Leukemia dibagi lagi menjadi 2 jenis:
a.       Leukemia Akut
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk.Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari.
b.      Leukemia Kronis
Leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun.

Berdasarkan atas asal sel kanker yang muncul, leukemia dibagi menjadi
a.       Myelocytic/Myelogeneus leukemia
Dikatakan Myelogeneus leukemia karena leukemia mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil.
b.      Lymphocityc Leukemia
Dikatakan lymphocityc leukemia karena leukemia mempengaruhi sel limfosit atau limfosit


Dari dua pembagian leukemia diatas maka leukemia dapat dibagi lagi ke dalam 4 jenis leukemia yaitu :
a.      Leukemia limfositik akut (LLA)
LLA merupakan tipe leukemia yang paling sering terjadi pada anak-anak.Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahunatau lebih.
b.      Leukemia mielositik akut (LMA)
Sebelumnya tipe leukemia ini disebut Leukemia nonlimfositik akut. Sama seperti LLA, LMA juga lebih sering muncul pada usia anak-anak.
c.       Leukemia limfositik kronis (LLK)
Sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun.Kadang-kadang juga diderita oleh orang dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.
d.      Leukemia mielositik kronis (LMK)
Sering terjadi pada orang dewasa sekitar 30 sampai 40 tahun.Leukemia tipe ini jarang terjadi pada anak-anak.

Ciri-ciri penderita leukemia apabila dilihat dari komposisi darahnya masing-masing.
a.       Berdasarkan kekurangan sel darah merah fungsional
·         Kulit pucat
·         Mudah capek
·         Nafas gak normal (dalam hal ini pendek)
b.      Kekurangan sel darah putih fungsional
·         Mudah sakit
·         Gak tahan dalam cuaca eksrim
c.       Kekurangan keping darah
·         Kalo udah kumat langsung mimisan
·         Gusi meradang atau bahkan bisa berdarah
·         Timbul bintik-bintik merah pada kulit

8.      Diagnosis penyakit Leukemia
Untuk mengetahui seseorang menderita leukemia atau tidak maka orang tersebut harus menjalani serangkaian prosedur diagnostic, yaitu:
a.       Pemeriksaan fisik: untuk memeriksa pembengkakan di kelenjar getah bening, limfa, limpa dan hati
b.      Tes darah: untuk memeriksa jumlah sel-sel darah. Leukemia menyebabkan jumlah sel-sel darah putih meningkat sangat tinggi, dan jumlah trombosit dan hemoglobin dalam sel-sel darah merah menurun. Pemeriksaan ini juga akan meneliti darah untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda kelainan pada hati dan/atau ginjal.

c.       Biopsi: akan diangkat sumsum tulang dari tulang pinggul atau tulang besar lainnya. Ahli patologi kemudian akan memeriksa sampel di bawah mikroskop, untuk mencari sel-sel kanker. Cara ini disebut biopsi, yang merupakan cara terbaik untuk mengetahui apakah ada sel-sel leukemia di dalam sumsum tulang.
d.      Sitogenetik: akan diperiksa kromosom sel dari sampel darah tepi, sumsum tulang, atau kelenjar getah bening.
e.       Processus Spinosus: dengan menggunakan jarum yang panjang dan tipis,  perlahan-lahan akan diambil cairan cerebrospinal (cairan yang mengisi ruang di otak dan sumsum tulang belakang). Prosedur ini berlangsung sekitar 30 menit dan dilakukan dengan anestesi lokal. Pasien harus berbaring selama beberapa jam setelahnya, agar tidak pusing. Laboratorium akan memeriksa cairan apakah ada sel-sel leukemia atau tanda-tanda penyakit lainnya.
f.       Sinar X pada dada; sinar X ini dapat menguak tanda-tanda penyakit di dada.

9.      Pengobatan penyakit leukemia
Pengobatan yang dapat dilakukan apabila terkena penyakit leukemia adalah:
a.       Kemoterapi

Sebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi.Jenis pengobatan kanker ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia.Tergantung pada jenis leukemia, pasien bisa mendapatkan satu jenis obat atau kombinasi dari dua obat atau lebih.
Pasien leukemia bisa mendapatkan kemoterapi dengan berbagai cara:
§  Melalui mulut
§  Dengan suntikan langsung ke pembuluh darah balik (atau intravena)
§  Melalui kateter (tabung kecil yang fleksibel) yang ditempatkan di dalam pembuluh darah balik besar, seringkali di dada bagian atas. Perawat akan menyuntikkan obat ke dalam kateter, untuk menghindari suntikan yang berulang kali. Cara ini akan mengurangi rasa tidak nyaman dan/atau cedera pada pembuluh darah balik/kulit.
§  Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal: jika ahli patologi menemukan sel-sel leukemia dalam cairan yang mengisi ruang di otak dan sumsum tulang belakang, dokter bisa memerintahkan kemoterapi intratekal. Dokter akan menyuntikkan obat langsung ke dalam cairan cerebrospinal. Metode ini digunakan karena obat yang diberikan melalui suntikan IV atau diminum seringkali tidak mencapai sel-sel di otak dan sumsum tulang belakang.

Telah dikatakan di atas bahwa kemoterapy dapat mengakibatkan kanker baru, tapi dalam penggunaan obat-obat tersebut maka akan ditambah dengan obat penghambat munculnya penyakit baru. Obat yang digunakan adalah hydrea / hydroksiurea, mercapto purinetol dan myleran.




B.     Terapi Biologi
Orang dengan jenis penyakit leukemia tertentu menjalani terapi biologi untuk meningkatkan daya tahan alami tubuh terhadap kanker.Terapi ini diberikan melalui suntikan di dalam pembuluh darah balik.
Bagi pasien dengan leukemia limfositik kronis, jenis terapi biologi yang digunakan adalah antibodi monoklonal yang akan mengikatkan diri pada sel-sel leukemia. Terapi ini memungkinkan sistem kekebalan untuk membunuh sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang.Bagi penderita dengan leukemia myeloid kronis, terapi biologi yang digunakan adalah bahan alami bernama interferon untuk memperlambat pertumbuhan sel-sel leukemia.
C.    Terapi Radiasi
Terapi Radiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Bagi sebagian besar pasien, sebuah mesin yang besar akan mengarahkan radiasi pada limpa, otak, atau bagian lain dalam tubuh tempat menumpuknya sel-sel leukemia ini. Beberapa pasien mendapatkan radiasi yang diarahkan ke seluruh tubuh.(Iradiasi seluruh tubuh biasanya diberikan sebelum transplantasi sumsum tulang.)

D.    Transplantasi Sel Induk (Stem Cell)
Beberapa pasien leukemia menjalani transplantasi sel induk (stem cell).Transplantasi sel induk memungkinkan pasien diobati dengan dosis obat yang tinggi, radiasi, atau keduanya. Dosis tinggi ini akan menghancurkan sel-sel leukemia sekaligus sel-sel darah normal dalam sumsum tulang. Kemudian, pasien akan mendapatkan sel-sel induk (stem cell) yang sehat melalui tabung fleksibel yang dipasang di pembuluh darah balik besar di daerah dada atau leher. Sel-sel darah yang baru akan tumbuh dari sel-sel induk (stem cell) hasil transplantasi ini.
Setelah transplantasi sel induk (stem cell), pasien biasanya harus menginap di rumah sakit selama beberapa minggu. Tim kesehatan akan melindungi pasien dari infeksi sampai sel-sel induk (stem cell) hasil transplantasi mulai menghasilkan sel-sel darah putih dalam jumlah yang memadai.
Dalam transplantasi ini biasanya menggunakan sumsum tulang belakang dari saudara kandung atau saudara dekat. Keuntungannya adalah sistem imun tidak akan aktif untuk membunuh sel hasil transplantasi. Kerugiannya sendiri adalah sel akan berfungsi dalam waktu yang sangat lama, tidak akan berfungsi dengan baik dalam waktu yang singkat.

E.     Menggunakan obat tablet dari ekstrak kulit manggis
Menggunakan obat yang berasal dari buah manggis. Telah di jual dipasaran obat tablet yang terbuat dari buah manggis. Buah manggis dikatakan dapat menyembuhkn penyakit ini karena buah manggis kaya akan antioksidan dan memilliki tambahan bioaktif yang sangat hebat, yaitu xanthone. Xanthone bukan sekedar antioksidan tapi juga dapat membunuh sel kanker. Ekstrak kulit manggis dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.Selain itu ekstrak itu juga bersifat apoptosis atau mendukung penghancuran sel kanker. Jadi ekstrak ku;it manggis sangat baik untuk penderita penyakit ini.


BAB III
KESIMPULAN
Leukemia merupakan penyakit kanker darah dikarenakan adanya produksi sel darah putih yang berlebihan atau tidak terkontrol di sumsum tulang belakang. Penyakit ini merupakan penyakit yang tidak menular dan bukan merupakan penyakit keturunan tapi kadang ada ditemukan kasus yang bahawa keturunannya juga terkena penyakit leukemia.
Penyebab penyakit leukemia belum dapat diketahui dengan pasti tapi ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini. Faktoe-faktor tersebut adalah radiasi, faktor leukemogemik, virus, dan herediter. Gejala-gejala seseorang menderita leukemia adalah nyeri perut, Anemia, Perdarahan, Terserang Infeksi, Nyeri Tulang dan Persendian, Pembengkakan Kelenjar Lympa, dan  Kesulitan Bernafas (Dyspnea).
Leukemia dapat dibagi menjadi 2 pembagian, pertama berdasarkan asal sei kanker yang muncul dan berdasarkan atas cepat tidaknya perkembangan sel kanker.Berdasarkan asal sel kanker yang muncul di bagi menjadi dua yaitu Myelocytic/Myelogeneus leukemia dan Lymphocityc Leukemia. Sedangkan, berdasarkan cepat tiaknya sel kanker yaitu leukemia akut dan leukemia kronis. Dari pembagian tersebut leukemia dapat dibagi menjadi empat jenis tipe leukemia yaitu leukemia limfositik akut (LLA), leukemia mielositik akut (LMA), leukemia limfositik kronis (LLK), dan leukemia mielositik kronis (LMK)

Pengobatan yang dapat untuk penyakit ini anatara lain:
1.      Kemoterapi
2.      Terapi biologi
3.      Terapi radiasi
4.      Transplantasi sel induk (stem cell),dan
5.      Menggunakan obat tablet yang terbuat dari ekstrak kulit buah manggis.



DAFTAR PUSTAKA
Crowther, D. G. (ed.)
Anonim.2010. Penyebab Penyakit Leukemia (Kanker Darah).http://www.spesialis.info/?penyebab-penyakit-leukemia-%28kanker-darah%29,311. Diakses pada tanggal 20 April 2014
Diakses pada tanggal 21 April 2012
Diakses pada tanggal 23 April 2012

Denoxs.2010. Penyebab dan Tanda-tanda Gejala Kanker Darah Leukemia.

Emweje.2012. Penyakit Leukemia.http://emweje.com/penyakit-leukemia/.
Diakses pada tanggal 30 April 2012
Jakborneo.2008. Penyakit Leukemia (Kanker Darah). http://www.infopenyakit.com/2008/01/penyakit-leukemia-kanker-darah.html. Diakses pada tanggal 29April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar